Jumat, 01 November 2013

Pendidikan Usia Dini



KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur atas rahmat Alloh S.W.T. atas segala limpahan rahmat, berkah dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa halangan suatu apapun. Tanpa pertolongannya mungkin penulis tidak dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Makalah yang sederhana ini dan singkat ini sebagai pengantar bagi pembaca dalam memahami Tri Pusat Pendidikan, yang pada kesempatan ini akan kami tunjukan pendidikan pendidikan di lingkungan sekolah.

Penyusun juga mengucapkan kepada teman, saudara dan semua pihak yang telah memberi motovasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Semoga Tuhan  YME memberi balasan yang sebaik-baiknya.

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan buat kita semua dan mendapat ridho Alloh S.W.T. Perlu disadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan.

Yogyakarta, 9 April XXXX


                                                                                                                                      Penyusun



 

BAB I
PENDAHULUAN

I.               Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemui berbagai macam masalah, untuk memecahkan masalah diperlukan keterampilan berfikir, oleh karena itu ketrampilan berfikir perlu dilatih sejak usia dini. Taman kanak-kanak merupakan layanan pendidikan usia dini. Hal ini selaras dengan salah satu tujuan pendidikan bagi anak TK yaitu memberikan pengalaman pelajar untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan selaras dengan salaah satu unsur TRILOGI Taman Siswa yaitu Tri Pusat Pendidikan.
II.               Rumusan Masalah
Pada kesempatan inilah penyusun mencoba menguraikan salah satu isi dari TRILOGI Taman Siswa yaitu”. Rumusan masalah yang akan penulis bahas antara lain.
1.    Pengertian Perkembangan Kognitif
2.    Pengertian Taman Kanak-kanak
a.    Pembelajaran untuk anak TK
b.   Penerapan Pembelajaran untuk anak TK
c.    Rencana kegiatan pembelajaran
d.   Rencana penilaian
e.    Pelaksanaan
f.    Penilaian kegiatan bagi anak TK
III.              Ruang Lingkup
Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan secara Nasional disamping menyempurnakaan kurikulum, dapat pula melalui inovasi dalam metode pembelajaran. Berbagai hasil penelitian menyimpulkan bahwa perkembangan yang diperoleh pada masa usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap berikutnya dan meningkatkan produktivitas kerja dimasa dewasa.
Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999 maupun 2000 mengamanatkan perlu menyiapkan sumber daya manusia sejak dini. Juga didalam UU No: 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional: PP No: 4/1979 tentang kesejahteraan anak; PP 27 tahun 1999 tentang pendidikan  dan Deklarasi Dakkar tentang konvensi Hak Anak Sedunia menekankan betapa pentingnya pendidikan bagi anak. Hal ini membawa konsekuensi moral bagi penyelenggara pendidikan untuk melaksanakan pendidikan bagi anak mulai usia dini.
Salah satu tahap perkembangan anak Taman Kanak-kanak adalah perkembanagn kognitif. Kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan atau berfikir. Perkembangan kognitif menunjukan perkembangan cara anak berfikir. Untuk mengembangkan kognisi anak, dipergunakan metode-metode yang mampu menggerakan anak agar menumbuhkan kemampuan berfikir, bernalar, mampu menarik kesimpulan dan membuat generalisasi.
Menurut Nathan (2002) keterampilan untuk yang in melakukan kegiatan berfikir bukanlah sesuatu yang instan, melainkan perkembangan dinamis sesuai dengan latihan. Dalam tulisan ini akan dibahas metode pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berfikir anak di Taman Kanak-kanak.
 
 
BAB II
PEMBAHASAN

I.     Perkembangan Kognitif
Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai berfikir dan mengamati. Dapat dikatakan merupakan tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan, perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan cara anaak berfikir. Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagai cara berfikir untuk menyelesaikan suatu masalah, dapaat digunakan sebagai acuan dari pertumbuhan kecerdasannya.
Williams dan Kamil (1986) menyarankan untuk mendorong kemampuan berfikir anak, sebaiknya guru merancang suatu kegiatan yang memungkinkan masing-masing anak mendapat kesempatan khusus untuk melakukan penyelesaian masalah, menentukan/ memutuskan sendiri kegiatan mana yang dipilih serta memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih cara menyelesaikan yang lain.

II.     Anak Pra Sekolah
              Yang dimaksud anak pra sekolah atau anak usia dini adalah mereka yang berusia 3-6 tahun (Bucherdkk, 1993). Sedangkan batasan yang digunakan the Nasional Association for the Education if Young Children (NAECY) bahwa yang dimaksud dengan Early Chilhood (anak usia dini) adalah anak yang sejak lahir sampai usia delapan tahun. Dalam tulisan ini yang dimaksud anak pra sekolah adalah mereka yang berusia 3-6 tahun : yang di Indonesia pada umumnya mengikuti kelompok bermain (usia 3 tahun) sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program Taman kanak-kanak.
              Ditinjau dari psikologi perkembangan, usia pra sekolah merupakan masa yang menentukan bagi perkembangan anak pada tahapan perkembangan anak selanjutnya. Dalam masa ini anak berada pada situasi peka untuk menerima rangsangan dari luar. Jika masa ini anak menerima rangsangan yang sesuai tahapan perkembangan anak, kemampuan anak akan berkembang dengan optimal.
              Menurut Plasget, anak pra sekolah masuk pada tahapan pra oprasional. Pada tahapan pra oprasional ini, proses berfikir anak berpusat pada penguasaan symbol-simbol yang mampu mengungkapkan pengetahuan masa lampau. Pada masa ini anak-anak mulai dapat belajar dengan menggunakan pemikiran, anak mampu mengingat kembali symbol-simbol dan membayangkan benda yang tak nampak secara fisik.
              Dalam Undang-undang Republik Indonesia nomer 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa pendidikan pra sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan dan ketrampilan yang melandasi pendidikan dasar serta pengembangan diri.
              Penelitian Hess dan Tonney dalam ES Sri Mulyani (2003) menyatakan bahwa masa kanak-kanak adalah masa yang sangat penting untuk mengembangkan konsep diri dan tanggung jawab.

III.     Taman Kanak-kanak
               Taman Kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan yang menyediakan program pendidikan dini anak usia 4 tahun sampai memasuki pendidikan dasar (PP RI No. 27 tahun 1990). Pemerintah telah memutuskan bahwa pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan wadah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik sesuai sifat alami anak. Dalam menuju kedewasaan setiap anak memerlukan kesempatan untuk mengembangkan diri. Kesempatan untuk mengembangkan diri memerlukan sarana dan fasilitas dalam berbagai bentuk sarana pendidikan yang menunjang. Semua fasilitas dan kesempatan pengembangan diri anak, seharusnya tersedia di Taman Kanak-kanak.
               Dalam pedoman pelaksanaan pendidikan Taman Kanak-kanak dinyatakan bahwa Taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan yang bertujuan untuk membantu meletakkan dasar kea rah perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan, ketrampilan, daya piker, daya cipta yang diperlukan dalam menyesuaikan diri dan lingkungan dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Juga ditegaskan pendidikan Taman kanak-kanak bukan merupakan prasyarat untuk memasuki Sekolah Dasar.
               Di Taman Kanak-kanak tidak diberikan pelajaran membaca, berhitung, menulis (Sumiarti P, 1995: 58). Dalam kegiatan ini Taman kanak-kanak dibatasi pada usaha meletakkan dasar-dasar kesanggupan belajar membaca, menulis dan berhitung.
               Salah satu tujuan pendidikan bagi anak TK adalah member pengalaman belajar untuk mengembangkan kemampuan berfikir dan penalaran. Kegiatan tersenut merupakan salah satu bentuk pemecahan masalah sehingga pengembangan kemampuan berfikir dapat dimungkinkan diperoleh melalui Taman kanak-kanak.


a.      Pembelajaran Untuk Anak TK
               Pemberian pembelajaran harus merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara berkelompok. Metode ini berasal dari gagasan John Dewey tentang konsep Learning by doing, yakni proses perolehan hasil belajar dengan mengerjakan sesuatu sesuai tujuannya.
               Pembelajaran merupakan salah satu jenis pemecahan masalah yang diterapakan secara luas dalam setiap pemecahan masalah yang dialami dalam kehidupan sehari-hari (Bossing, 1952 : 65) misalnya masalah bagaimana bertanam bunga, bagaimana membuat susu, bagaimana membuat istana pasir, dsb. Kemampuan memecahkan masalah merupakan kemampuan intelektual yang bersifat kompleks yaitu kemampuan memahami konsep, kaidah dan selanjutnya dapat menerapkan konsep dan kaidah tersebut dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
               Aktivitas pembelajaran dimaksudkan untuk membantu anak mencari jalan keluar pemecahan masalah yang dihadapi sehari-hari. Karena itu diharapkan dapat menggerakan kemampuan kerjasama meningkatkan ketrampilan dan menumbuhkan minat dalam memecahkan masalah tertentu secara efektif dan kreatif. Pemberian pengalaman belajar dengan memberi kesempatan anak untuk mengembangkan etos kerja pada diri anak. Menurut Moelichatoen (1997: 1260) etos kerja yang merupakan sekumpulan sikap dan kekuasaan untuk melaksanakan pekerjaan secara tekun, cermat, tuntas dan tepat waktu. Di zaman global nanti etos kerja begitu sangat penting, oleh karena itu harus ditanamkan kepada anak sendiri mungkin, karena pembentukannya menurut proses yang berlangsung lama. Disamping itu juga dapat digunakan untuk melatih anak menerima tanggung jawab dan mengembangkan kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.

b.         Penerapan Pembelajaran Untuk Anak TK
               Penerapan pembelajaran Untuk Anak TK merupakan pemberian ketrampilan dalam memecahkan masalah. Dalam pemecahan masalah diperlukan aktivitas daya pikir atau ketrampilan, berfikir dan bernalar. Sering terjadi seorang anak tidak cukup mempunyai latar belakang pengalaman untuk memecahkan masalah secara mandiri disini, anak mendapat kesempatan untuk menggunakan kemampuan, ketrampilan dan minat serta kebutuhannya yang terpadu dengan kemampuan anak yang lain.
               Kualitas kerja anak yang satu dengan yang lain anak saling mempengaruhi, karena itu metode ini bermanfaat juga dalam mengembangkan sosialisasi dengan anak lain dalam kelompok yang dapat menimbulkan kecenderungan berfikir. Dalam metode ini peran guru sangat penting. Bimbingan guru diperlukan sesuai dengan tujuan melatih kemampuan dan ketrampilan yang dikembangkan.
              Dalam menerapkan metode ini perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut : (1) metode harus berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang dapat dihubungkan satu dengan lain, dan bersifat fleksibel, (2) di dalam kegiatan bersama anak belajar mengatur diri sendiri untuk bekerjasama dengan teman dalam memecahkan suatu masalah, (3) dalam metode ini terdapat pengalaman yang sangat berharga bagi anak, (4) berdampak pada etos kerja, etos waktu, dan etos lingkungan, (5) anak berlatih untuk berinisiatif, berprakarsa dean tanggung jawab, (6) anak berlatih menyelesaikan tugas yang harus diselesaikan secara bebas dan kreatif.

c.          Rencana Kegiatan Pembelajaran
               Dalam merancang kegiatan pembelajaran, guru dapat melakukan persiapan sebagai berikut :
a.    Menetapkan tujuan dan tema pembelajaran.
            Tema pembelajaran dapat disesuaikan dengan kegiatan sehari-hari. Misalnya yang sesuai dengan lingkungan keluarga : membuat minuman untuk tamu, mengasuh adik, merawat tanaman supaya subur, yang sesuai dengan lingkungan sekolah misalnya : menyiapkan perayaan kemerdekaan, melaksanakan upacara bendera dan sebagainya. Ontoh : tema ; persiapan perayaan hari kemerdekaan, rumusan kegiatan meliputi : (1) membuat hiasan-hiasan misalnya membuat bendera kertas, bendera plastic, bendera kain, serta pita merah putih. (2) melatih petugas upacara. (3) membuat minum dan menata kue-kue untuk resepsi perayaan hari kemerdekaan.
b.   Menetapkan rancangan bahan dn alat yang diperlukan
     Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok dan diberi tugas dengan pengelompokan rumusan kegiatan. Agar masing-masing kelompok dapat menyelesaikan bagian pekerjaan secara tertib, maka alat dan bahan yang disiapkan untuk kelompok tertentu hanya dapat digunakan kelompok tersebut.
c.    Menetapkan rancangan pengelompokan
Kegiatan proyek telah dijabarkan dalam 3 kegiatan yaitu : membuat hiasan, latihan upacara dan menyiapkan kue dan minuman. Dalam pengelompokan anak harus disesuaikan dengan ketrampilan dan kemampuan yang sudah dikuasai anak, di samping itu perlu memberi kesempatan untuk menumbuhkan minat anak, mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab. pertanyaan-pertanyaan arahan guru dapat merangsang minatnya. Misalnya : dalam membuat minuman, secara tidak langsung anak telah belajar tentang macam-macam zat, larutan dan campuran. Dalam menata kue, anak belajar tentang bentuk-bentuk benda, seperti segitiga, lingkaran, persegi dan lainnya.
d.   Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan sesuai rumusan
            Dilihat dari segi pemecahan masalah, tahapan ini merupakan tahapan yang penting. Keberhasilan metode ini tergantung pada cara menangani langkah-langkah kegiatan secara tuntas.

e.          Rancangan Penelitian
               Sesuai dengan tujuan dan tema, penilaian dapat digunakan teknik observasi. Yang dirancang untuk diobservasi adalah kualitas peningkatan ketrampilan dalam menyiapkan kegiatan, peningkatan ketrampilan dalam bekerjasama, pengembangan kreativitas dan tanggung jawab menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas.
               Agar tujuan pembelajaran tercapai, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : (1) kegiatan pembelajaran bersumber dari pengalaman anak sehari-hari, (2) kegiatan merupakan kegiatan yang kompleks dan penanganannya memerlukan kerjasama dengan orang lain, (3) kegiatan membantu mengembangkan kemampuan berpikir dan bernalar, dan (4) kegiatan dapat menantang anak dalm perkembangan fisik dan menimbulkan kepuasan masing-masing anak.

f.          Pelaksanaan
               Secara ringkas dapat dibagi dalam : (1) kegiatan pra pengembangan yang merupakan persiapan sebelum menggunakan metode ini, (2) kegiatan pengembangan merupakan inti dari proses pembelajaran, (3) kegiatan penutup.

g.         Penilaian kegiatan bagi anak TK
               Penilaian kegiatan proyek merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan kegiatan pemberian pengalaman belajar. Tanpa adanya penilaian, guru tidak dapat mengetahui apakah mengetahui apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidak. Harapan yang ingin dicapai dengan penggunaan metode ini adalah :
1.   Anak dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
2.   Anak dapat menyelesaikan tanggung jawab secara tuntas.
3.   Anak dapat berkerja sama dengan orang lain.
4.   Anak dapat menyelesaikan bagian pekerjaannya.
           Berdasarkan hasil kerja anak dalam kelompoknya, guru dapat menarik kesimpulan, apakah kegiatan dengan metode itu tujuannya tercapai atau tidak. Berdasarkan pada kesimpulan tersebut selanjutnya guru dapat mengevaluasi pembelajarannya.


BAB III
PENUTUP

I.                   Kesimpulan
      Pendidikan usia dini dapat mengembangkan tanggungjawab, mengembangkan etos kerja, serta mengembangkan kreatifitas. Karena pendidikan usia dini merupakan metode pemecahan masalah, maka pengembangan kemampuan berfikir dapat dilatih dengan metode ini yang selaras dengan salah satu tujuan pendidikan bagi anak TK yaitu memberi pengalaman belajar untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Disamping itu pendidikan usia dini juga bermangfaat dalam mengembangkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain dalam kelompok, yang dapat menimbulkan kecenderungan berfikir.

 
DAFTAR PUSTAKA

Bossing, Nelson L. 1952. Teaching and Secondary School 3 th. Ed. Boston : Hougton Miftflin Company.

Buchler, RF & Snowman, J. 1993. Psychology Applied to Teaching (7th ed). Toronto : Hougton Mifllin Company.

Depdikbud. 1994. Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak. GBPKB. Jakarta : Depdikbud.

ES. Sri Mulyani. 2003. Pendidikan Lingkungan di SD dengan Pendekatan Partisipasif dan Permodelan Untuk Menumbuhkan Perilaku Ramah Lingkungan. Orasi Ilmiah Pengukuran Guru Besar.

Undang-undang Republik Indonesia No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta : Diperbanyak Oleh PT. Armas Duta Jaya