KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
segala puji syukur atas rahmat Alloh
S.W.T. atas segala limpahan rahmat, berkah dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah ini tanpa halangan suatu apapun. Tanpa
pertolongannya mungkin penulis tidak dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik.
Makalah
yang sederhana ini dan singkat ini sebagai pengantar bagi pembaca dalam
memahami Tri Pusat Pendidikan, yang pada kesempatan ini akan kami tunjukan
pendidikan pendidikan di lingkungan sekolah.
Penyusun
juga mengucapkan kepada teman, saudara dan semua pihak yang telah memberi
motovasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini
tepat pada waktunya. Semoga Tuhan YME
memberi balasan yang sebaik-baiknya.
Semoga
makalah ini dapat menambah wawasan buat kita semua dan mendapat ridho Alloh S.W.T. Perlu disadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena itu
saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan.
Yogyakarta,
9 April XXXX
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar
Belakang Masalah
Dalam
kehidupan sehari-hari kita banyak menemui berbagai macam masalah, untuk
memecahkan masalah diperlukan keterampilan berfikir, oleh karena itu
ketrampilan berfikir perlu dilatih sejak usia dini. Taman kanak-kanak merupakan
layanan pendidikan usia dini. Hal ini selaras dengan salah satu tujuan
pendidikan bagi anak TK yaitu memberikan pengalaman pelajar untuk mengembangkan
kemampuan berfikir dan selaras dengan salaah satu unsur TRILOGI Taman Siswa
yaitu Tri Pusat Pendidikan.
II.
Rumusan
Masalah
Pada kesempatan inilah penyusun mencoba
menguraikan salah satu isi dari TRILOGI Taman Siswa yaitu”. Rumusan masalah
yang akan penulis bahas antara lain.
1.
Pengertian Perkembangan Kognitif
2.
Pengertian Taman Kanak-kanak
a.
Pembelajaran untuk anak TK
b.
Penerapan Pembelajaran untuk anak TK
c.
Rencana kegiatan pembelajaran
d.
Rencana penilaian
e.
Pelaksanaan
f.
Penilaian kegiatan bagi anak TK
III.
Ruang
Lingkup
Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan
secara Nasional disamping menyempurnakaan kurikulum, dapat pula melalui inovasi
dalam metode pembelajaran. Berbagai hasil penelitian menyimpulkan bahwa
perkembangan yang diperoleh pada masa usia dini sangat mempengaruhi
perkembangan anak pada tahap berikutnya dan meningkatkan produktivitas kerja
dimasa dewasa.
Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999
maupun 2000 mengamanatkan perlu menyiapkan sumber daya manusia sejak dini. Juga
didalam UU No: 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional: PP No: 4/1979 tentang
kesejahteraan anak; PP 27 tahun 1999 tentang pendidikan dan Deklarasi Dakkar tentang konvensi Hak
Anak Sedunia menekankan betapa pentingnya pendidikan bagi anak. Hal ini membawa
konsekuensi moral bagi penyelenggara pendidikan untuk melaksanakan pendidikan
bagi anak mulai usia dini.
Salah satu tahap perkembangan anak Taman
Kanak-kanak adalah perkembanagn kognitif. Kognitif seringkali diartikan sebagai
kecerdasan atau berfikir. Perkembangan kognitif menunjukan perkembangan cara
anak berfikir. Untuk mengembangkan kognisi anak, dipergunakan metode-metode
yang mampu menggerakan anak agar menumbuhkan kemampuan berfikir, bernalar,
mampu menarik kesimpulan dan membuat generalisasi.
Menurut Nathan (2002) keterampilan untuk
yang in melakukan kegiatan berfikir bukanlah sesuatu yang instan, melainkan
perkembangan dinamis sesuai dengan latihan. Dalam tulisan ini akan dibahas
metode pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berfikir anak di Taman
Kanak-kanak.
BAB II
PEMBAHASAN
I. Perkembangan Kognitif
Kognitif
adalah pengertian yang luas mengenai berfikir dan mengamati. Dapat dikatakan
merupakan tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan,
perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan cara anaak berfikir. Kemampuan
anak untuk mengkoordinasikan berbagai cara berfikir untuk menyelesaikan suatu
masalah, dapaat digunakan sebagai acuan dari pertumbuhan kecerdasannya.
Williams
dan Kamil (1986) menyarankan untuk mendorong kemampuan berfikir anak, sebaiknya
guru merancang suatu kegiatan yang memungkinkan masing-masing anak mendapat
kesempatan khusus untuk melakukan penyelesaian masalah, menentukan/ memutuskan
sendiri kegiatan mana yang dipilih serta memberikan kesempatan kepada anak
untuk memilih cara menyelesaikan yang lain.
II. Anak Pra Sekolah
Yang dimaksud anak pra sekolah atau anak usia dini
adalah mereka yang berusia 3-6 tahun (Bucherdkk, 1993). Sedangkan batasan yang
digunakan the Nasional Association for the Education if Young Children (NAECY)
bahwa yang dimaksud dengan Early Chilhood (anak usia dini) adalah anak yang
sejak lahir sampai usia delapan tahun. Dalam tulisan ini yang dimaksud anak pra
sekolah adalah mereka yang berusia 3-6 tahun : yang di Indonesia pada umumnya
mengikuti kelompok bermain (usia 3 tahun) sedangkan pada usia 4-6 tahun
biasanya mereka mengikuti program Taman kanak-kanak.
Ditinjau dari psikologi perkembangan, usia pra sekolah
merupakan masa yang menentukan bagi perkembangan anak pada tahapan perkembangan
anak selanjutnya. Dalam masa ini anak berada pada situasi peka untuk menerima
rangsangan dari luar. Jika masa ini anak menerima rangsangan yang sesuai
tahapan perkembangan anak, kemampuan anak akan berkembang dengan optimal.
Menurut Plasget, anak pra sekolah
masuk pada tahapan pra oprasional. Pada tahapan pra oprasional ini, proses
berfikir anak berpusat pada penguasaan symbol-simbol yang mampu mengungkapkan
pengetahuan masa lampau. Pada masa ini anak-anak mulai dapat belajar dengan
menggunakan pemikiran, anak mampu mengingat kembali symbol-simbol dan
membayangkan benda yang tak nampak secara fisik.
Dalam Undang-undang Republik
Indonesia nomer 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan
bahwa pendidikan pra sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk
mengembangkan pribadi, pengetahuan dan ketrampilan yang melandasi pendidikan
dasar serta pengembangan diri.
Penelitian Hess dan Tonney dalam
ES Sri Mulyani (2003) menyatakan bahwa masa kanak-kanak adalah masa yang sangat
penting untuk mengembangkan konsep diri dan tanggung jawab.
III. Taman Kanak-kanak
Taman
Kanak-kanak adalah salah satu bentuk pendidikan yang menyediakan program
pendidikan dini anak usia 4 tahun sampai memasuki pendidikan dasar (PP RI No.
27 tahun 1990). Pemerintah telah memutuskan bahwa pendidikan Taman Kanak-kanak
merupakan wadah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
anak didik sesuai sifat alami anak. Dalam menuju kedewasaan setiap anak
memerlukan kesempatan untuk mengembangkan diri. Kesempatan untuk mengembangkan
diri memerlukan sarana dan fasilitas dalam berbagai bentuk sarana pendidikan
yang menunjang. Semua fasilitas dan kesempatan pengembangan diri anak,
seharusnya tersedia di Taman Kanak-kanak.
Dalam
pedoman pelaksanaan pendidikan Taman Kanak-kanak dinyatakan bahwa Taman
kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan yang bertujuan untuk
membantu meletakkan dasar kea rah perkembangan sikap, perilaku, pengetahuan,
ketrampilan, daya piker, daya cipta yang diperlukan dalam menyesuaikan diri dan
lingkungan dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya. Juga ditegaskan
pendidikan Taman kanak-kanak bukan merupakan prasyarat untuk memasuki Sekolah
Dasar.
Di
Taman Kanak-kanak tidak diberikan pelajaran membaca, berhitung, menulis
(Sumiarti P, 1995: 58). Dalam kegiatan ini Taman kanak-kanak dibatasi pada
usaha meletakkan dasar-dasar kesanggupan belajar membaca, menulis dan
berhitung.
Salah
satu tujuan pendidikan bagi anak TK adalah member pengalaman belajar untuk
mengembangkan kemampuan berfikir dan penalaran. Kegiatan tersenut merupakan
salah satu bentuk pemecahan masalah sehingga pengembangan kemampuan berfikir
dapat dimungkinkan diperoleh melalui Taman kanak-kanak.
a.
Pembelajaran Untuk Anak TK
Pemberian
pembelajaran harus merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar dengan
menghadapkan anak dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara
berkelompok. Metode ini berasal dari gagasan John Dewey tentang konsep Learning
by doing, yakni proses perolehan hasil belajar dengan mengerjakan sesuatu
sesuai tujuannya.
Pembelajaran
merupakan salah satu jenis pemecahan masalah yang diterapakan secara luas dalam
setiap pemecahan masalah yang dialami dalam kehidupan sehari-hari (Bossing,
1952 : 65) misalnya masalah bagaimana bertanam bunga, bagaimana membuat susu,
bagaimana membuat istana pasir, dsb. Kemampuan memecahkan masalah merupakan
kemampuan intelektual yang bersifat kompleks yaitu kemampuan memahami konsep,
kaidah dan selanjutnya dapat menerapkan konsep dan kaidah tersebut dalam memecahkan
masalah yang dihadapi.
Aktivitas
pembelajaran dimaksudkan untuk membantu anak mencari jalan keluar pemecahan
masalah yang dihadapi sehari-hari. Karena itu diharapkan dapat menggerakan
kemampuan kerjasama meningkatkan ketrampilan dan menumbuhkan minat dalam
memecahkan masalah tertentu secara efektif dan kreatif. Pemberian pengalaman
belajar dengan memberi kesempatan anak untuk mengembangkan etos kerja pada diri
anak. Menurut Moelichatoen (1997: 1260) etos kerja yang merupakan sekumpulan
sikap dan kekuasaan untuk melaksanakan pekerjaan secara tekun, cermat, tuntas
dan tepat waktu. Di zaman global nanti etos kerja begitu sangat penting, oleh
karena itu harus ditanamkan kepada anak sendiri mungkin, karena pembentukannya
menurut proses yang berlangsung lama. Disamping itu juga dapat digunakan untuk
melatih anak menerima tanggung jawab dan mengembangkan kreativitas dalam
menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
b.
Penerapan Pembelajaran Untuk Anak TK
Penerapan
pembelajaran Untuk Anak TK merupakan pemberian ketrampilan dalam memecahkan
masalah. Dalam pemecahan masalah diperlukan aktivitas daya pikir atau
ketrampilan, berfikir dan bernalar. Sering terjadi seorang anak tidak cukup
mempunyai latar belakang pengalaman untuk memecahkan masalah secara mandiri
disini, anak mendapat kesempatan untuk menggunakan kemampuan, ketrampilan dan
minat serta kebutuhannya yang terpadu dengan kemampuan anak yang lain.
Kualitas
kerja anak yang satu dengan yang lain anak saling mempengaruhi, karena itu
metode ini bermanfaat juga dalam mengembangkan sosialisasi dengan anak lain
dalam kelompok yang dapat menimbulkan kecenderungan berfikir. Dalam metode ini
peran guru sangat penting. Bimbingan guru diperlukan sesuai dengan tujuan
melatih kemampuan dan ketrampilan yang dikembangkan.
Dalam menerapkan metode ini perlu
diperhatikan beberapa hal sebagai berikut : (1) metode harus berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari yang dapat dihubungkan satu dengan lain, dan bersifat
fleksibel, (2) di dalam kegiatan bersama anak belajar mengatur diri sendiri
untuk bekerjasama dengan teman dalam memecahkan suatu masalah, (3) dalam metode
ini terdapat pengalaman yang sangat berharga bagi anak, (4) berdampak pada etos
kerja, etos waktu, dan etos lingkungan, (5) anak berlatih untuk berinisiatif, berprakarsa
dean tanggung jawab, (6) anak berlatih menyelesaikan tugas yang harus
diselesaikan secara bebas dan kreatif.
c.
Rencana Kegiatan Pembelajaran
Dalam merancang kegiatan
pembelajaran, guru dapat melakukan persiapan sebagai berikut :
a. Menetapkan tujuan dan tema pembelajaran.
Tema pembelajaran dapat disesuaikan
dengan kegiatan sehari-hari. Misalnya yang sesuai dengan lingkungan keluarga :
membuat minuman untuk tamu, mengasuh adik, merawat tanaman supaya subur, yang
sesuai dengan lingkungan sekolah misalnya : menyiapkan perayaan kemerdekaan,
melaksanakan upacara bendera dan sebagainya. Ontoh : tema ; persiapan perayaan
hari kemerdekaan, rumusan kegiatan meliputi : (1) membuat hiasan-hiasan
misalnya membuat bendera kertas, bendera plastic, bendera kain, serta pita
merah putih. (2) melatih petugas upacara. (3) membuat minum dan menata kue-kue
untuk resepsi perayaan hari kemerdekaan.
b. Menetapkan rancangan bahan dn alat yang diperlukan
Siswa dibagi
dalam kelompok-kelompok dan diberi tugas dengan pengelompokan rumusan kegiatan.
Agar masing-masing kelompok dapat menyelesaikan bagian pekerjaan secara tertib,
maka alat dan bahan yang disiapkan untuk kelompok tertentu hanya dapat
digunakan kelompok tersebut.
c. Menetapkan rancangan pengelompokan
Kegiatan proyek telah dijabarkan dalam 3 kegiatan
yaitu : membuat hiasan, latihan upacara dan menyiapkan kue dan minuman. Dalam
pengelompokan anak harus disesuaikan dengan ketrampilan dan kemampuan yang
sudah dikuasai anak, di samping itu perlu memberi kesempatan untuk menumbuhkan
minat anak, mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab. pertanyaan-pertanyaan
arahan guru dapat merangsang minatnya. Misalnya : dalam membuat minuman, secara
tidak langsung anak telah belajar tentang macam-macam zat, larutan dan
campuran. Dalam menata kue, anak belajar tentang bentuk-bentuk benda, seperti
segitiga, lingkaran, persegi dan lainnya.
d. Menetapkan rancangan langkah-langkah kegiatan sesuai
rumusan
Dilihat
dari segi pemecahan masalah, tahapan ini merupakan tahapan yang penting.
Keberhasilan metode ini tergantung pada cara menangani langkah-langkah kegiatan
secara tuntas.
e.
Rancangan Penelitian
Sesuai
dengan tujuan dan tema, penilaian dapat digunakan teknik observasi. Yang
dirancang untuk diobservasi adalah kualitas peningkatan ketrampilan dalam
menyiapkan kegiatan, peningkatan ketrampilan dalam bekerjasama, pengembangan
kreativitas dan tanggung jawab menyelesaikan pekerjaan sampai tuntas.
Agar
tujuan pembelajaran tercapai, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : (1)
kegiatan pembelajaran bersumber dari pengalaman anak sehari-hari, (2) kegiatan
merupakan kegiatan yang kompleks dan penanganannya memerlukan kerjasama dengan
orang lain, (3) kegiatan membantu mengembangkan kemampuan berpikir dan
bernalar, dan (4) kegiatan dapat menantang anak dalm perkembangan fisik dan
menimbulkan kepuasan masing-masing anak.
f.
Pelaksanaan
Secara
ringkas dapat dibagi dalam : (1) kegiatan pra pengembangan yang merupakan
persiapan sebelum menggunakan metode ini, (2) kegiatan pengembangan merupakan
inti dari proses pembelajaran, (3) kegiatan penutup.
g.
Penilaian kegiatan bagi anak TK
Penilaian
kegiatan proyek merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan kegiatan pemberian
pengalaman belajar. Tanpa adanya penilaian, guru tidak dapat mengetahui apakah
mengetahui apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidak. Harapan yang ingin
dicapai dengan penggunaan metode ini adalah :
1. Anak dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Anak dapat menyelesaikan tanggung jawab secara tuntas.
3. Anak dapat berkerja sama dengan orang lain.
4. Anak dapat menyelesaikan bagian pekerjaannya.
Berdasarkan
hasil kerja anak dalam kelompoknya, guru dapat menarik kesimpulan, apakah
kegiatan dengan metode itu tujuannya tercapai atau tidak. Berdasarkan pada
kesimpulan tersebut selanjutnya guru dapat mengevaluasi pembelajarannya.
BAB III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Pendidikan usia dini dapat mengembangkan
tanggungjawab, mengembangkan etos kerja, serta mengembangkan kreatifitas.
Karena pendidikan usia dini merupakan metode pemecahan masalah, maka
pengembangan kemampuan berfikir dapat dilatih dengan metode ini yang selaras
dengan salah satu tujuan pendidikan bagi anak TK yaitu memberi pengalaman
belajar untuk mengembangkan kemampuan berfikir. Disamping itu pendidikan usia
dini juga bermangfaat dalam mengembangkan kemampuan berinteraksi dengan orang
lain dalam kelompok, yang dapat menimbulkan kecenderungan berfikir.
DAFTAR
PUSTAKA
Bossing,
Nelson L. 1952. Teaching and Secondary
School 3 th. Ed. Boston : Hougton Miftflin Company.
Buchler,
RF & Snowman, J. 1993. Psychology
Applied to Teaching (7th
ed).
Toronto : Hougton Mifllin Company.
Depdikbud.
1994. Program Kegiatan Belajar Taman
Kanak-kanak. GBPKB. Jakarta : Depdikbud.
ES.
Sri Mulyani. 2003. Pendidikan Lingkungan
di SD dengan Pendekatan Partisipasif dan Permodelan Untuk Menumbuhkan Perilaku
Ramah Lingkungan. Orasi Ilmiah Pengukuran Guru Besar.
Undang-undang
Republik Indonesia No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990.
Jakarta : Diperbanyak Oleh PT. Armas Duta Jaya