KAJIAN KURIKULUM
PERKEMBANGAN & BATASAN KURIKULUM 1918 – 1986
1918 : Bobbit , The Curriculum
Kurikulum adalah serangkaian kegiatan yang harus dilakukan atau dialami oleh anak-anak didik atau anak muda dengan maksud me-ngembangkan kemampuan mengerjakan sesuatu yang termasuk dalam kehidupan orang dewasa dengan sebaik-baiknya dan agar memiliki sifat yang seharusnya dimiliki oleh seorang dewasa dalam segala aspeknya.
1935 : Caswell dan Campbell, Curriculum Development
Kurikulum adalah semua pengalaman yang dialami anak-anak di bawah bimbingan para guru.
1957 : Krug, Curriculum Planning
Kurikulum adalah serangkaian strategi pengajaran yang diperguna-kan disekolah untuk menyediakan kesempatan terwujudnya penga-laman belajar bagi anak didik untuk mencapai hasil yang diinginkan.
1962 : Taba, Curriculum Development : Theory and Practice
Suatu curikulum adalah rencana untuk belajar
1966 : Saylor & Alexander, Curriculum Planning for Modern Schools
Kurikulum mencakup semua kesempatan belajar yang disediakan oleh sekolah
1967 : Johnson, Definitions and Models in Curriculum Theory
Kurikulum adalah serangkaian hasil belajar yang terencana da terstruktur. Kurikulum menentukan atau setidak-tidaknya mengharapkan hasil pelajaran. Kurikulum tidak menetukan cara yang harus dipakai untuk mencapai hasil itu.
1968 : Harnack, The Teacher : Decision Maker and Curriculum Planner
Kurikulum menyangkut semua pengalaman belajar – mengajar yang dibimbing dan diarahkan oleh sekolah
1977 : Oliver , Currculum Improvement (2nd Edition)
Kurikulum adalah program pendidikan di sekolah dengan focus pada (1) elemen program studi, (2) elemen pengalaman, (3) elemen pelayanan, dan (4) elemen kurikulum tersembunyi.
1978 : Doll , Curriculum Improvement : Decision Making & Processes
Kurikulum adalah isi dan proses formal dan informal dengan mana anak didik memperoleh pengetahuan dan pengalaman, mengembangakan ketrampilan, mengubah sikap, apresiasi dan nilai-nilai dibawah tanggung jawab sekolah.
1979 : Finch & Crunkilton, Curiculum Development in Vocational and Technical Education
Kurikulum adalah sejumlah kegiatan dan pengalaman belajar yang di- alami oleh anak didik di bawah pengarahan dan tanggung jawab sekolah.
1980 : Hass, Curriculum Planing : A New Approach (3nd Edition)
Kurikulum adalah semua pengalaman yang dialami pribadi-pribadi anak didik dalam suatu program pendidikan yang bermaksud untuk mencapai tujuan-tujuan umum dan tujuan-tujuan khusus yang relevan, yang di- rencanakan berdasarkan kerangka teoritik dan riset atau praktek-praktek professional masa lalu dan masa sekarang.
1982 : Olivia , Developing the Curriculum
Kurikulum adalah rencana atau program yang menyangkut semua pengalaman yang dihayati anak didik di bawah pengarahan sekolah.
1986 : Beane, at. Al., Curriculum Planning and Development
Batasan tentang kurikulum dapat diklasifikasikan menjadi 4 kategori, yaitu :
(1) kurikulum sebagai produk,
(2) kurikulum sebagai program,
(3) kurikulum sebagai belajar yang direncanakan dan
(4) kurikulum sebagai pengalaman anak didik.
Pengertian Kurikulum menurut Hass dalam bukunya yang berjudul Curriculum Planning : A New Approach, Third Edition (1980)
Prinsip-prinsip dasar proses perencanaan dan pengembangan kurikulum yang terpenting antara lain: 1. Perencanaan kurikulum pada hakekatnya adalah suatu upaya untuk membentuk anak
didik, atau dengan kata lain fokus dari upaya perencanaan kurikulum adalah siswa dan
pengalaman belajar yang akan diperolehnya.
2. Dalam proses perencanaan kurikulum melibatkan banyak pihak, dan dilakukan dalam
berbagai tingkat atau hirarki vertikal, sesuai dengan jenis dan kuantitas informasi yang
terlibat didalamnya.
3. Karena luasnya dimensi kurikulum sekolah, perencanaan kurikulum harus mengkaji
banyak aspek dan persoalan, disamping yang terutama tentang isi dan proses belajar
mengajar.
4. Dengan banyaknya tahapan dan dinamika pendidikan dalam masyarakat yang harus
dipertimbangkan dalam proses perencanaan, maka perencanaan dan pengembangan
kurikulum harus dipandang sebagai suatu proses ang berkesinambungan dan berjalan
terus menerus tanpa mengenal ujung pembehentian, dan bukan sebagai usaha yang
selesai dalam sekali tindakan.
(Sukamto, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum PTK, 1988)
Cara memperoleh Kurikulum yang mantap diperlukan hal sebagai berikut.
Perencanaan mulai dari tingkat makro (nasional) sampai ketingkat mikro (interaksi guru & murid dikelas)
Informasi dikumpulkan menyangkut aspek demografis, aspek sosiologis dan aspek ekonomis.
Untuk menyusun urutan dan struktur kurikulum diperlukan bantuan para ahli psikologi belajar, para pakar bidang studi yang mumpuni dan para ahli pendidikan.
Dalam fase evaluasi; tidak ketinggalan dilibatkan pihak masya-rakat luas disamping kelompok spesifik seperti pemakai lulusan, para lulusan itu sendiri, dan para pelaksana seperti guru dan administrator.
KOMPONEN YANG MENJADI LANDASAN PERENCANAAN KURIKULUM
Ada tiga ( 3 ) komponen pokok yang saling terkait dalam perencanaan kurikulum :
1. Komponen landasan
(filosofi, sosiologi dan psikologi)
2. Komponen konteks
(falsafah negara, struktur sosial ekonomi, politik dan budaya)
3. Komponen penyaring
(sarana/prasarana, prinsip-prinsip belajar, dan karakteristik
anak didik)

Rabu, 04 April 2012
PENGERTIAN STATISTIK
PENGERTIAN STATISTIK
A. PENGERTIAN STATISTIK
Statistik dan statistika
terapan sering dimengertikan dengan berbagai ragam bahasa; namun demikian inti
dari pengertiannya ialah sebagai berikut.
1. Statistik adalah ilmu yang
mempelajari angka-angka.
2. Statistik(a) Terapan adalah
ilmu yang mempelajari angka-angka untuk kepentingan tertentu yang telah
direncanakan sebelumnya (Dalam kuliah ini
adalah untuk kepentingan penyusunan skripsi).
B. TIGA JENIS PENELITIAN
1. Penelitian
Deskriptif (descriptive research)
2. Penelitian
Korelatif (correlative research)
3. Penelitian
Komparatif (comparative research)
C. TIGA JENIS STATISTIK
1. Statistik
Deskriptif (descriptive statistic)
2. Statistik
Korelatif (correlative statistic)
3. Statistik
Komparatif (comparative statistic)
D. JENIS DESKRIPTIF
1. Penelitian Deskriptif adalah jenis
penelitian yang sifatnya mendeskripsi atau menjelaskan fenomena tertentu;
misalnya penelitian tentang karakteristik mahasiswa baru pada pergu-ruan tinggi
tertentu.
2. Statistik Deskriptif adalah jenis
statistik yang digunakan untuk menganalisis penelitian deskriptif; yaitu suatu penelitian
yang sifatnya mendeskripsi atau menjelaskan fenomena tertentu, misalnya
penelitian tentang karakteristik mahasiswa baru pada perguruan tinggi tertentu.
E. JENIS KORELATIF
1. Penelitian Korelatif adalah jenis
penelitian yang sifatnya menghubungkan antarfenomena; misalnya penelitian
tentang pengaruh prestasi vokasional terhadap minat kerja pada siswa sekolah
menengah kejuruan tertentu.
2. Statistik Korelatif adalah jenis
statistik yang digunakan untuk menganalisis penelitian korelatif; yaitu
penelitian yang sifatnya menghubungkan antarfenomena, misalnya penelitian
tentang pengaruh prestasi vokasional terhadap minat kerja pada siswa sekolah
menengah kejuruan tertentu.
F. JENIS KOMPARATIF
1. Penelitian Komparatif adalah jenis
penelitian yang sifatnya membandingkan fenomena yang terjadi antarkelompok; misal-nya
penelitian tentang perbedaan prestasi vokasional antara siswa pria dengan
wanita pada sekolah menengah kejuruan tertentu.
2. Statistik Komparatif ialah jenis
statistik yang digunakan untuk menganalisis penelitian komparatif; yaitu suatu penelitian
yang sifatnya membandingkan fenomena yang terjadi antarkelom-pok, misalnya
penelitian tentang perbedaan prestasi vokasional antara siswa pria dengan siswa
wanita pada sekolah menengah kejuruan tertentu.
DATA STATISTIK
A. JENIS DATA
A1. Berdasarkan Sumber:
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang diungkap secara langsung dari yang bersangkutan.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang tidak diungkap secara langsung dari yang bersangkutan.
A2. Berdasarkan Sifat:
1. Data Faktual
Data Faktual adalah data yang didasarkan kepada fakta atau keadaan yang sebenarnya.
2. Data Valensi
Data Valensi adalah data yang didasarkan kepada opini atau pendapat yang dinyatakan.
A3. Berdasarkan Kepentingan Statistik:
1. Data Kualitatif
Data Kualitatif adalah data yang tidak memakai angka.
1.1 Data Nominal
Data kualitatif yang tidak bertingkat-tingkat.
1.2 Data Ordinal
Data kualitatif yang bertingkat-tingkat.
```
2. Data Kuantitatif
Data Kuantitatif adalah data yang memakai angka.
2.1 Data Interval
Data kuantitatif yang tidak berharga mutlak.
2.2 Data Ratio
Data kuantitatif yang berharga mutlak
B. KONVERSI DATA
1. Jenis data tertentu (Nominal, Ordinal, Interval atau Ratio) bisa (tidak selalu) dikonversi kepada jenis data yang lainnya.
2. Misalnya data nilai di perguruan tinggi yang berupa angka (0,0 s/d 10,0) adalah berjenis Ratio. Data ini dapat dikonversi ke dalam nilai yang berupa huruf dan berjenis Ordinal (0,0-4,2=E, 4,3-5,5=D, 5,6-6,9=C, 7,0-7,9=B, dan 8,0-10,0=A).
3. Data yang berjenis Ordinal tersebut dapat dikonversi ke dalam bobot yang berupa angka dan berjenis Ratio (A=4, B=3, C=2, D=1, dan E=0).
4. Data yang berjenis Ratio itu pun dapat dikonversi ke dalam status kelulusan yang berupa nonangka dan berjenis Nominal (A, B, atau C adalah Lulus; sedangkan D atau E adalah Tidak Lulus).
C. TEKNIK PENGUMPULAN DATA:
Untuk mengumpulkan data statistik (= data penelitian) bisa ditempuh dengan mengaplikasi berbagai teknik sekaligus. Adapun berbagai teknik yang dimaksud adalah sbb:
1. Wawancara (interview)
2. Angket (questionnaire)
3. Pengamatan (observation)
4. Pengujian (testing)
5. Dokumentasi (documentation)
6. Dan sebagainya
D. TIPE RESPON
Untuk membuat pertanyaan dalam instrumen pengungkap data dapat dipertimbangkan beberapa tipe respon berikut ini.
1. Respon Tidak Terstruktur (Unstructured Response)
Misal:nya: Mengapa Saudara memilih kuliah di Universitas Tamansiswa Yogyakarta?
2. Respon Fill in (Fill in Response)
Misalnya: Di Yogyakarta ini, perguruan tinggi manakah yang paling Saudara minati?
3. Respon Berskala (Scaled Response)
Misalnya: Berapakah besar SPP pada perguruan tinggi yang Saudara minati?
Selanjutnya disediakan beberapa opsi jawaban dan responden diminta memilih, misalnya
Opsi 1: Maksimal 5 juta rupiah,
Opsi 2: Maksimal 10 juta rupiah; dan
Opsi 3: Maksimal 15 juta rupiah.
4. Respon Bertingkat (Ranking Response)
Misalnya: Urutkan perguruan tinggi swasta di Yogyakarta yang paling Saudara minati?
Selanjutnya disediakan beberapa opsi jawaban dan responden diminta mengurutkan, misalnya
Opsi 1: UII Yogyakarta,
Opsi 2: UST Yogyakarta, dan
Opsi 3: UAD Yogyakarta.
5. Respon Mencentang (Checklist Response)
Misalnya: Berilah tanda centang (V) pada perguruan tinggi swasta yang paling Saudara minati!
Selanjutnya disediakan beberapa opsi jawaban dan responden diminta memberi tanda centang; misalnya
Opsi 1: UII Yogyakarta,
Opsi 2: UST Yogyakarta, dan
Opsi 3: UAD Yogyakarta.
6. Respon Kategorik (Categorical Response)
Misalnya: Apakah Saudara berminat kuliah di Universitas Tamansiswa Yogyakarta?
Selanjutnya disediakan dua opsi jawaban dan res-ponden diminta memilihnya; yaitu
Opsi 1: Ya, dan
Opsi 2: Tidak.
E. MODEL RESPON “BAKU”:
Ada tiga jenis model “baku” respon, artinya model respon yang biasa atau sangat sering digunakan dalam pembuatan pertanyaan dalam penyusunan instrumen pengungkap data.
1. Model “ya-tidak” (one zero point model)
2. Model skala likert (likert scale model)
3. Model skala thurstone (Thurstone scale model)
F. PENYUSUNAN INSTRUMEN PENGUNGKAP DATA
1. Penyusunan instrumen pengungkap data dapat dijabarkan dari konsep atau teori tertentu.
2. Misalnya instrumen untuk mengukur tingkat religiusitas sese-orang yang instrumennya dijabarkan dari Teori Religiusitas menurut Glock (1963).
3. Menurut Teori Glock, religiusitas seseorang itu mengandung 5 aspek; yaitu Kesertaan Ritual (Ritual Involvement) seperti kewajiban menjalankan sholat dan puasa, Kesertaan Ideologis (Ideological Involvement) seperti kepercayaan adanya malaikat dan jin, Kesertaan Intelektual (Intellectual Involvement) seperti sejauh mana pengetahuan keagamaan seseorang, Kesertaan Pengalaman (Experiental Involvement) seperti kepercayaan atas terkabulnya do’a setelah bertahajud; serta Kesertaan Konsekuensial (Con-sequential Involvement) seperti perilaku sosial sebagai orang yang taat beragama.
G. “WARNING” PENGUMPULAN DATA:
1. Kejadian “Luar Biasa” (history)
2. Kematangan (maturation)
3. Efek Tes (testing effect)
4. Efek Instrumen (instrument effect)
5. Kecenderungan Tengah (regression)
6. Seleksi (selection)
7. Mortalitas (mortality)
8. Stabilitas (stability)
H. CONTOH INSTRUMEN RELIGIUSITAS
Y - T
01. Apakah Saudara menjalankan sholat fardlu?
02. Apakah Saudara melaksanakan ibadah puasa wajib?
03. Apakah Saudara percaya adanya Hari Kiamat?
04. Apakah Saudara percaya adanya arwah gentayangan?
05. Sholat fardlu itu sebanyak 24 raka’at per hari.
06. Sholat Jum’at hukumnya wajib bagi kaum muslimat.
07. Apakah manusia bisa “diingatkan” oleh Allah?
08. Sholat Tahajud banyak manfaat bagi yang melakukan.
09. Apakah Saudara “membezoek” tetangga yang sakit?
10. Apakah Saudara selalu menjaga keharmonisan keluarga?
I. CONTOH INSTRUMEN KEMANTAPAN STUDI:
01. Apakah jenis progstu yg Saudara tekuni sesuai dengan bidang studi sebelumnya?
A. Sangat sesuai
B. Sesuai
C. Tidak sesuai
D. Sangat tidak sesuai
02. Bagaimanakah kebiasaan Saudara dalam hal hadir di tempat kuliah selama ini?
A. Tepat waktu
B. Tepat waktu, sesekali terlambat
C. Terlambat, sesekali tepat waktu
D. Terlambat
03. Alasan utama apa untuk memilih program studi yang Saudara tekuni saat ini?
A. Tidak ada program studi lain
B. Tidak ada kesempatan
C. Dorongan keluarga
D. Dicita-citakan sejak lama
04. Apabila ada jenis program studi lain di universitas yang sama yang menerima kepindahan, Saudara akan:
A. Segera pindah program studi
B. Pikir-pikir untuk pindah program
C. Minta pendapat keluarga
D. Tidak akan pindah program
05. Bagaimana sikap Saudara apabila kuliah di program studi tidak bermutu tetapi tetap lulus?
A. Sangat senang
B. Senang
C. Tidak senang
D. Sangat tidak senang
Sumber :
kuliah statistik Prof.Dr.H.Supriyoko, Mpd.
kuliah statistik Prof.Dr.H.Supriyoko, Mpd.
Langganan:
Postingan (Atom)